Imperial-ism

In Metric:

1 km = 1000 m
1 m = 1000 mm

1 Ton = 1000 kg
1 kg = 1000 gram

1 m3 = 1000 dm3 =1000 liter
1 liter = 1000 ml = 1000 cc

100 Celsius, water is boiling
0 Celsius, water is freezing

Imperial

1 mil = 1760 yard
1 yard = 3 feet
1 feet = 12 inch

1 pound = 16 ounce

1 barrel oil = 42 gallon
1 gallon = 231 in3

212 Fahrenheit, water is boiling
32 Fahrenheit, water is freezing

This is why i hate imperialism

Keuntungan membuat Crop Circle

This slideshow requires JavaScript.

Mungkin ada beberapa alasan mengapa seorang membuat crop circle di ladang :

1. Crop circle membuat pemilik ladang terkenal
Setidaknya ia akan terkenal di daerah sekitarnya. Untung-untung kalo bisa masuk TV 🙂

2. Banyaknya pengunjung yang ingin melihat crop circle bisa dijadikan ladang bisnis
Serius nih, adanya crop circle akan mengundang banyak orang yang ingin melihat dan memfotonya secara langsung. Bisa saja ditarik biaya retribusi langsung bagi yang ingin melihat. Atau bisa juga memanfaatkan keramaian itu untuk menjual makanan, minuman, jasa fotografi, dll 😀

3. Mengisi waktu luang
Bosan dengan rutinitas bekerja di ladang yang hanya menanam, menyiram, memupuk. Maka dari itu pak tani membuat crop circle di ladangnya untuk mengisi waktu dan menghilangkan kebosanan 8)

4. Harga tanah bekas crop circle kemungkinan menjadi jauh lebih tinggi
Belum mensurvei. Tapi anda bisa menjual ladang yang masih ada bekas crop circlenya kepada para pemburu alien, peneliti ufologi, pemerhati extra terrestrial, atau mungkin agen MIB :mrgreen:

5. Pelampiasan kualitas tanaman yang buruk, gagal panen, banyaknya hama, dst
Karena kesal, maka pak tani menginjak-injak tanaman yang ada di ladangnya sekalian membentuk crop circle 😀

6. Penyaluran hasrat untuk berkarya di bidang seni dan geometri
Bagi yang memiliki keahlian di bidang geometri dan ingin menerapkannya di ladangnya, crop circle adalah cara yang paling tepat O_o

7. Ingin menyampaikan pesan kepada alien 😛
Ha ha ha

8. lain-lain?


picture taken from [here]

Faktor yang mempengaruhi lamanya waktu membuat post di blog

ada polling menarik yang dibuat dailypost.wordpress.com di postingan terbarunya mengenai berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membuat sebuah tulisan di blog.

Hmm, kalo saya sendiri biasanya nongkrong sekitar 30-60 menit mulai dari mengklik “add new post” sampai mengklik tombol “publish”. Dan ternyata sampai postingan ini dibuat, hasil di polling menunjukkan pilihan terbanyak jatuh pada 30-60 menit.

Sebenernya sie kalo sekadar nulisnya, paling 5-15 menit udah selesai. Tapi khan kudu “ngehias” dengan gambar biar lebih ganteng lebih bagus dan kadang perlu memberikan beberapa referensi link biar sok ilmiah pembaca lebih ngerti dan dapat menjelajah lebih lanjut. Jadi ada tambahan waktu untuk loading nunggu upload atau nunggu waktu halaman referensi terbuka. Jadi kalo ditotal sekitar 30menitan.

Tapi kalo dipikir-pikir lagi,,weh,, sepertinya saya terlalu banyak membuang waktu. Gimana caranya ya biar menghasilkan tulisan dengan kualitas sama dengan kecepatan lebih tinggi? Okey, kalo gitu di-list aja faktor-faktor yang mempengaruhi lama waktu penulisan:

– Berat/tidaknya tema sebuah tulisan

Semakin berat tema tulisan, maka semakin lama. Kalau sekadar diary biasanya lebih cepat. Tapi kalau berhubungan dengan expertise umumnya lebih lama.

– Panjang tulisan

Ya iya lah :D. Semakin panjang tulisan maka semakin lama

– Kecepatan akses internet

Cukup berpengaruh. Terutama berhubungan dengan proses loading ketika membuka halaman dan uploading.

– ‘Menghias’ postingan

Menaruh dan mengedit gambar, menyisipkan video, memberikan referensi link,

Juga termasuk mengatur ukuran font & heading, mengatur tulisan bold italic underline strike, perapihan alignment, warna font, dsb.

– Faktor sang blogger

Mood pada saat menulis, focus (kalo ngeposting sambil makan bisa lama kayak kebiasaan saya. Lama makannya maksudnya 😛 . Atau sambil ngerjain T.A.), juga termasuk faktor ragu-ragu untuk menekan tombol publish :mrgreen:

– Faktor komputer/tools yang digunakan

kalau pake keyboard warnet bisa lebih lama dibanding keyboard leptop 😀 ,

– Faktor keimanan

hmm,, sepertinya ga terlalu berpengaruh. Mohon maaf 😀

– Faktor lainnya

Poin ini adalah poin wajib bagi seorang yang membuat list opini tapi belum mensurvei 😀 . Untuk mencegah poin lain yang khilaf tak tercantum di poin-poin sebelumnya

Sekian dulu tulisan tentang faktor yang mempengarui waktu yang dibutuhkan seorang untuk membuat postingan di blog. Semoga bisa membantu agar kita dapat lebih efektif dalam menggunakan waktu ketika menulis blog. Sebenarnya ada satu faktor lagi yang paling berpengaruh, Laa haula wala quwwata illa billah. Kurang lebih maksudnya adalah jika Allah mengizinkan untuk bisa memposting dengan cepat, maka itu bisa terjadi; jika Allah memutuskan untuk tulisan baru jadi dalam 1 hari, itu pun yang akan terjadi.

Blokir RIM?

Akhir-akhir ini banyak yang ribut soal RIM (yang punyanya BlackBerry). Katanya mau diblokir ama menkominpoh. Sebenernya ga peduli juga sie karena awak ga pake BB dan ga bakalan beli pula. Perkembangan BB juga bakalan semakin ketinggalan dibanding iPhone & Android di bidang smartphone. Jadi menurut hemat saya tanpa diblokir juga dalam dua tahun udah ga ada lagi yang beli BB 🙂 . Mending om Tiff fokus juga ke yang lain, misalnya memperbesar jaringan kabel kita biar bisa internetan lebih kenceng, atau bikin server buat cloud computing yang banyak, ya ga men? 😀

Eniwei, back to topic. Tentu ane dukung 100% kalau pornografi mau diblokir. RIM ini emang dari dulu udah kurang ajar karena ga mau bikin server di Indonesia (eh iya ga sih yang ngebedain RIM dengan yang lain tuh karena ini?). Dulu juga sempet diancam mau diblokir di India, tapi mereka ngalah dan bikin server di sana. Hmm,, mungkin depkominfo juga berharap RIM melakukan hal yang sama dengan menggunakan ancaman ini?

Tapi yang aneh, banyak orang yang cukup ‘berpengaruh’ merasa kalau yang disebut ‘pemblokiran‘, apapun itu, adalah hal-hal yang mengganggu kebebasan? wait a damn minute. Ini negeri sudah kebolak-balik opo yo? masak sie mereka ga ngaji? Hmm,, ternyata kepintaran tidak selalu sebanding dengan kesolehan

….

Okey, gampangnya gini aja. Jika dipetakan, pada dasarnya akan ada dua jenis kecenderungan bagi orang-orang sbb:

1. Kelompok yang cenderung untuk bebas mengakses pornografi. (terserah mau dari internet, BB, dsb)
2. Kelompok yang cenderung untuk bebas dari pornografi. (ga perlu khawatir bakalan melihat hal-hal haram)

Nah, kalo orang-orang yang pertama itu bakalan bilang kalo mengakses pornografi itu adalah pilihan.
Sedangkan orang-orang kedua bakalan bilang ngapain juga harus menjadikan pornografi pilihan.

Kalo kelompok pertama bilang bahwa mengakses pornografi adalah hak.
Sedangkan kelompok kedua bilang bahwa bebas dari pornografi adalah hak.

Yah,, tentu pembaca semua tahu harus masuk ke kelompok yang mana 🙂 . Semoga segala sesuatu yang kita lakukan dapat bernilai ibadah, termasuk saat berinternet. Teknologi itu seperti pisau bermata dua, tapi orang yang ‘pintar’ akan menumpulkan mata yang satunya agar tidak membahayakan. Tanpa perlu belajar tentang K3 juga sudah tahu hal ini 🙂

Jadi,, perlukah memblokir RIM? yaa terserah wae. Yang jelas pornografi itu perlu diblokir 🙂

Nulis apa ya?

Sebagai tulisan pertama dalam rangkaian tulisan postaday2011, awak akan mengawali dengan tulisan, “Nulis apa ya?“.

200“Nulis apa ya?” adalah pertanyaan yang sering diajukan para blogger yang bingung mau memposting apa di blognya. Bahkan “Nulis apa ya” biasanya menjadi salah satu postingan di blog itu sendiri :mrgreen:

Sebagian besar blogger yang bertanya “nulis apa ya” bukan karena ga punya ide, tapi karena terlalu banyak ide yang ingin ditulis namun ga tau yang mana yang sebaiknya ditulis terlebih dahulu. Kalau seperti ini yang terjadi, maka perlu belajar manajemen prioritas. Mungkin buku Fiqih Prioritas nya tulisan Yusuf Qardhawi bisa dijadikan bahan bacaan, khususon bagi yang mau mendalami manajemen prioritas versi pergerakan (haiah opo kuwi?).

Hmm,, okey, jadi buku Fiqih Prioritas tetep perlu dibaca walaupun jarang ada hubungannya dengan ngeblog 🙂 . Now lets back to topic! Untuk mengetahui apa yang mau ditulis, ada bwwanyak caranya. Salah satu cara yang pernah saya pakai ialah dengan membuat list atau rencana daftar tulisan yang ingin dibuat, kalau saya menyebutnya “to-write-list“. Tulis berbagai ide yang ingin ditulis, cukup idenya atau judulnya dahulu saja. Nah, suatu saat ketika kita mentok dan bingung mau nulis apa, tinggal lihat saja to-write-list tersebut. Dengan begini setidaknya kita ga akan kehabisan ide mau nulis apa juga dapat memilih calon tulisan yang paling sesuai dengan mood kita saat itu.

Lalu bagaimana caranya membuat list yang efektif?

Kalau saya, karena sejak 3 tahun lalu (sejak masih muda dulu 8) ) sering membuat to-do-list, maka list-list lainnya pun ikut ditempatkan bersama tempat dimana saya membuat to-do-list. Ada beberapa alat yang bisa dijadikan pilihan untuk dapat dipakai:

  • Stupid paper. Stupid paper ini berupa selembar kertas yang blo-on selalu dibawa-bawa di kantong. Kalau dulu saat saya memakai stupid paper, kertas ini berisi agenda harian, to-do-list, kalender sebulan (dibikin pake penggaris), dan catatan singkat. Nah, si to-write-list itu bisa ditempatkan di sini.
  • Buku agenda. Mungkin ada temen-temen yang sering menggunakan buku agenda untuk mencatat agenda harian ataupun diary. nah, buku agenda/diary ini juga bisa dipakai untuk mencatat ide-ide yang ingin ditulis
  • Handphone. Ini yang sekarang saya pakai, karena ide-ide yang ada di sini ga hilang dan bisa diedit. Kalau dulu ketika make stupid paper sering hilang dan juga harus meng-copy ide-ide yang ada ke stupid paper yang baru. Nah dengan bantuan alat elektronik, maka ide-ide lebih mudah untuk di-copy dan untuk di-edit, serta dapat disimpan setelah mensinkronkannya di komputer.
  • Blog. Bikin postingan tentang “yang mau gw tulis”. Setidaknya kalo bukan kita yang nulis, mungkin ada pembaca lain yang terinspirasi buat nulis 😀
  • Twitter. Yah,, gampangnya, kita ngetweet tentang tulisan apa yang mau diposting di blog.  Siapa tahu jadi trending topic (ngimpi 😛 )
  • dan lain-lain

Contoh my to-write-list:

  • T. Akhir (kerjain woiiiiiiii!!!!! hahaha)
  • Ide nulis
  • Nulis apa ya? >> nah lho khan !?
  • life as decision tree
  • Poker Face
  • Idiocracy
  • Zero to Hero
  • Link
  • F.G.D

Okey,, sekian dulu tulisan postaday2011 ini. semoga bermangpaat

Laser & AFF

Capek ngeliatin tweet orang-orang yang ngehina Malaysia karena lasernya. entah itu tweet yang ini, yang ini, atau yang ini. Ga perlu lah terlalu berlebihan dan menyalahkan laser. Pejuang sejati tak perlu mencari-cari alasan dan kesalahan orang lain. Kalah mah yaa kalah aja. Toh semua yang nonton juga bisa melihat bahwa permainan timnas Indonesia kemarin sangat jelek, tidak seperti pertandingan-pertandingan sebelumnya.

Kalo diingat-ingat lagi, malah saya jadi khawatir. Biasanya suporter Indonesia, wabil khusus suporter sepak bola klub-klub tertentu, suka “meramaikan” suasana pertandingan (apalagi kalau tim jagoannya kalah). Di berbagai social media, banyak orang yang mengatakan ingin “bales dendam” kepada Malaysia dengan mencuranginya juga, walaupun sebagian besarnya hanya candaan belaka. Tetapi tentu saja kita semua berharap dan berusaha agar hal ini tidak terjadi saat pertandingan final AFF di GBK nanti.

Apalah artinya kemenangan atas dasar kecurangan? itu kan hal yang sia-sia. Masih mending juga kalau menang setelah curang, lha kalo tetep kalah lagi gimana? Sudah terlalu parah kondisi persepakbolaan di tanah air ini, janganlah kita memperburuk keadaan. Bermain sportif (dan mendukung dengan sportif) jauh lebih baik daripada curang, ya ga?

Pelatih Alfred Riedl dan para pemain pun sudah tidak mengeluh tentang laser atau apapun. Mereka menyadari bahwa kekalahan kemarin yaa karena kesalahan mereka sendiri yang tidak bermain dengan baik. Seharusnya suporter Indonesia dan media-media juga tidak lagi berfokus pada ngomongin laser atau kecurangan lain, tetapi memfokuskan diri untuk memberi dukungan kepada timnas agar bisa membalas kekalahan di final nanti.

Belum pernah saya melihat kondisi persepakbolaan di Indonesia menjadi seramai ini. Euforia terjadi dimana-mana. Saya yang juga biasanya cuma nonton bola kalo ada worldcup pun jadi ikutan nonton pertandingan AFF. Harapan masyarakat atas kebangkitan persepakbolaan tanah air terlihat di sini. Momen AFF ini seharusnya bisa dijadikan tipping point menuju kebangkitan garuda di dunia sepak bola, apalagi kalau bisa menang di final ini. Semoga saja bisa menang,, amin…..

http://twitter.com/#!/IrfanBachdim10/status/19100214405107713
http://twitter.com/#!/bepe20/status/19157647097856000

Leaks

Yang jelas maksudnya bukan Leak yang ada di Bali itu :takuts,, tapi si wikileaks. Situs keren yang ngetrend akhir-akhir ini seperti si ganteng Irfan bachdim:mahos. Sementara ini domain utamanya wikileaks.org ga bisa diakses. Eniwei, sebelumnya cekidot dulu talks dari om Julian Assange di TED Talks berikut….

Okey,, pendapat singkat aja karena akses internet di kosan ngadat jadi mosting dari warnet & harus lebih efisien 😛. Sebagai orang yang ingin mengetahui fakta-fakta lain yang disembunyikan(/tidak dipublish/dimanipulasi), terutama konspirasi negara tertentu yang hobinya ‘menjajah’ & ikut campur urusan negara-negara lain, saya termasuk yang mendukung om Assange. Walaupun mungkin juga wikileaks ini rekayasa & bagian dari konspirasi Amerika seperti yang dikatakan Ahmadinejad dan Erdogan.  :hoax

:cystgYah,, semoga aja isi situsnya bener & menampilkan fakta yang selama ini ga terungkap.

:bingung:

Plan Ø

Dalam proses pengambilan keputusan, selalu ada salah satu diantara dua hal berikut: pertama, keputusan untuk tidak melakukan apa-apa (the decision to doing nothing); kedua, keputusan untuk tidak mengambil keputusan (the decision to not making decision).

Dua hal yang mirip*, yang maksudnya adalah sama. Keduanya adalah bagian dari alternatif solusi yang dapat dipilih oleh pengambil keputusan (decision maker), walaupun pada umumnya alternatif solusi ini tidak disebutkan dalam bagian alternatif-alternatif solusi yang ada karena (biasanya) bukan merupakan solusi yang baik. Sebut saja jika ada plan A, plan B, plan C, dan seterusnya, maka alternatif untuk tidak mengambil keputsan adalah Plan Ø (plan zero).

Misalnya seseorang ingin pergi dari Bandung ke Jakarta. Ada berbagai alternatif solusi; mau pakai travel, pakai bis, menggunakan kendaraan pribadi, menggunakan kereta, atau jalan kaki. Jika ia memilih salah satu solusi tersebut, maka akan ada cost & reward yang berbeda dari setiap solusi. Kalau pakai kendaraan pribadi mungkin lebih cepat, tapi biayanya mahal; kalau jalan kaki biayanya murah tapi waktu sampainya akan lebih lama; kalau naik kereta relatif kurang aman; dan seterusnya. Nah, ketika ia misalnya kebingungan, lalu memilih plan Ø, maka mungkin ia tidak akan pernah sampai ke Jakarta. Hanya terdiam di tempat tanpa mengambil keputusan apa-apa. Itulah makanya alternatif solusi plan Ø hampir tidak pernah disebut sebagai alternatif solusi.

Contoh lain dalam sebuah rapat suatu perusahaan yang hampir gulung tikar. Dalam rapat ini akan diputuskan rencana strategis perusahaan agar kerugian dapat diminimalisir. Alternatifnya adalah menjual saham dengan harga murah; berhutang ke bank yang bunganya sangat besar dimana persentase kebangkitan perusahaan setelah mendapat dana pun masih relatif rendah; atau mem-PHK karyawan yang resikonya akan didemo & makin mencemarkan nama perusahaan. Sang pemimpin rapat pun bingung untuk memilih. Berkali-kali rapat ditunda karena tak ada satu pun alternatif yang menguntungkan persuahaan. Nah, pada dasarnya, secara tak langsung sang pemimpin ini telah memilih keputusan untuk tidak mengambil keputusan. Mungkin ia membutuhkan waktu untuk berpikir, akan tetapi semakin lama perusahaan dalam kondisi doing nothing, maka kondisi perusahaan pun semakin memburuk.

Contoh lain yang lebih menarik. Misalnya ketika ada seseorang ingin berinvestasi, lalu ada dua alternatif. Investasi di bisnis makanan, dimana jikalau untung maka mendapatkan Rp5juta, kalau rugi minus Rp3juta, kemungkinan bisa untung 40%, kemungkinan mengalami kerugian 60%. Alternatif kedua investasi di bisnis warnet, jika untung mendapat Rp15juta, jika rugi minus Rp25juta, probabilitas untung 70%, kemungkinan rugi 30%.

Sang pengambil keputusan dihadapkan dengan dua buah keputusan, yang masing-masingnya memiliki kemungkinan rugi & untung. Lalu karena tak ingin mengalami rugi, ia malah mengambil plan Ø, alias tidak melakukan investasi di manapun. Keputusan ini (plan Ø) tak selamanya buruk, karena dalam kasus ini ia ingin bermain aman dan menunggu siapa tahu ada alternatif lain dimana keuntungan lebih besar & kemungkinan mendapat untung juga lebih besar.

.

.

.

Tapi,,, buat ane sie mengambil keputusan itu lebih baik daripada memutuskan untuk tidak mengambil keputusan 🙂

________________

*) penggunaan kata mirip di sini sama seperti penggunaan kata mirip pada kasus video ariel & kasus kemiripan foto penonton pertandingan tenis dengan gayus. yang berarti “sama”

*) gambar to-do-list patrick star maksudnya adalah seorang pengambil plan Ø biasanya berakhir dengan tidak melakukan apa-apa. Seperti sebuah dialog, “Patrick, apa yang kau lakukan saat aku pergi bekerja di Krusty Krab?”, “Euh,, menunggumu kembali”

Kegelisahan di Penghujung Ramadan

moon view 5sept (26 Ramadhan) from http://www.fourmilab.ch/cgi-bin/Earth

Tak terasa cahaya sabit menunjukkan saat-saat terakhir di Bulan Ramadan. Semoga di 4 hari terakhir ini bisa maksimal lagi dalam beribadah.

Ada beberapa hal yang selalu bikin perasaan jadi kurang enak ketika berada di penghujung Ramadan. Pertama saya sering mengevaluasi ibadah yang dijalankan dengan yang ditargetkan di awal Ramadan. Entah mengapa biasanya cuma terlaksana 60%-70% (secara kuantitas). Selalu saja ada “gangguan” yang padahal sudah diprediksi sebelumnya, namun entah mengapa tak bisa dilawan. Apakah memang dasar sifat ane yang pemalas, kurang kuat keinginan, atau alasan personal lain. Ah, padahal katanya setan sudah dibelenggu, kok ane masih kayak gini ya? Masih didominasi oleh hawa nafsu yang tidak baik. Allahumma inni ‘audzubika minal ajzi wal kasal. Ya Allah, aku berlindung padaMu dari kelemahan dan kemalasan…..

Lalu hal kedua yang membuat saya sering gelisah di akhir Ramadhan ialah apakah ibadah yang sudah dilakukan akan diterima oleh Allah SWT. Saya sering teringat dengan salah satu hadis yang sering disebutkan di awal Ramadhan mengenai orang yang berpuasa namun hanya mendapat lapar dan dahaga. Kalau yang pertama tadi tentang masalah kuantitas ibadah, mungkin kali ini tentang kualitas ibadahnya. Seringkali ketika melakukan ibadah maghdoh untuk mengejar target harian tertentu, saya malah menjadi seperti robot, jadi kurang menjiwai ibadah yang sedang dilakukan.

Biasanya sie, untuk mengatasi kegelisahan yang pertama dan kedua, bisa dilakukan dengan itikaf. Suasana ketika itikaf itu menjadi berbeda, apalagi ketika itikaf di Mesjid tertentu yang memang punya kegiatan itikaf yang “spesial”. Dibandingkan dengan ibadah sendiri (menyendiri), mengerjakan ibadah sambil berlomba-lomba dengan yang lain memiliki kelebihan khusus. Misalnya dapat memotivasi kita untuk terus bertilawah jika melihat orang lain tilawah, memotivasi untuk jadi lebih serius ketika melihat orang lain yang terlihat sangat khusyuk ibadahnya. Juga dapat “menyadarkan” diri bahwa ternyata masih banyak orang lain yang berusaha jauh lebih keras dari kita dalam beribadah. Ane juga kadang bingung, kok orang-orang bisa kuat ya qiyamul lail sampai ber-jam-jam. Apalagi yang satu rakaatnya bisa sampe 30 menit sendiri, beuh,,. Ane aja setelah 5 menit udah pengen lompat-lompat karena ga tahan (astaghfirullah). Kadang kepikiran juga untuk melakukan penelitian tentang “analisis kelelahan kerja secara ergonomi pada saat qiyamul lail” (boleh ditambahin:studi kasus Masjid Habiburrahman PT DI yang QL-nya sampe 3 jam). Ya Allah,, kok jadi keinget ya sama Rasul yang melakukan ibadah malam sampai kakinya bengkak, padahal ia sudah dijamin surga. Lha ane yang masih banyak dosa gini malah masih sering ngeluh,, ya Allah,, kuatkanlah hambaMu ini. Semoga bisa optimal dalam 4 hari terakhir ini…..

Kemudian hal ketiga yang kadang membuat gelisah, yaitu perihal silaturahim & mudik. Yah,, sebenernya ga terlalu gelisah sie masalah mudik ini, karena saat ini masih belum terpisah jauh. Ga tau deh nanti setelah pergi dari Bandung ini (kalo jadi tinggal di luar Bandung). Tapi yang kadang bikin gelisah itu ialah masalah silaturahimnya, yang ane sendiri sering merasa kurang optimal memanfaatkan waktu-waktu bersama keluarga & tetangga yang ada di kampung halaman.

Kemudian yang keempat, biasanya kepikiran ketika hari pertama Idul Fitri, yaitu kangen Ramadhan. Ah,,, andai saja usaha ini mungkin terkabul, pengen deh ane ngebuat grup pesbuk “gerakan 500 juta facebookers dukung sepanjang tahun jadi bulan Ramadhan”. Euh,, suasana Ramadhan adalah suasana terbaik yang pernah ane rasakan. Bulan dimana pahala diobral, dosa-dosa diampuni, dijauhkan dari api neraka. Bulan dimana masjid menjadi ramai, maksiat berkurang, sebagian besar tempat dugem ditutup, artis-artis jadi berjilbab, sinetron jadi lebih islami, yang ngerokok ikutan puasa rokoknya (cihuy). Bulan dimana ane jadi lebih produktif baik itu dalam ibadah maupun kegiatan duniawi (sedikit berbeda dari kebanyakan orang). Tentunya karena ga mungkin setiap bulan menjadi bulan Ramadhan, akan kepikiran juga apakah ane masih bisa berjumpa dengan ramadahan tahun depan. Hiks,, sedih rasanya kalo udah di akhir Ramadhan gini….

Lalu yang kelima, ini yang paling spesial, yaitu Lailatul Qadr. Malam dimana diturunkannya Al-Quran. Tahukah kamu apakah malam lailatul qadr itu? lailatul qadr itu lebih baik dari 1000 bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Sejahteralah malam itu sampai terbitnya fajar.

Lailatul Qadr, sebuah malam yang nilainya sama dengan 1000 bulan (sekitar 83 tahun). Suatu gift yang menurut saya paling spesial yang cuma ada di Bulan Ramadhan, biasanya di 10 hari terakhir. Semoga saja ketika malam itu tiba, ane sedang melakukan ibadah terbaik agar bisa bernilai 30.000 kali lipat (amin ya Rabb).