Ada salah satu kisah menarik yang sering diceritakan ke saya. Kisah ini kalo ga salah juga dijadikan cerita-cerita motivasi di berbagai buku dan tulisan. Kisah ini mengenai seorang penebang pohon dengan kapaknya.
Alkisah ada seorang penebang pohon nyubi (newbie, baru) yang juga mempunyai kapak yang sangat tajam. Saking tajamnya kapak ini sehingga sehelai rambut yang dijatuhkan pada mata kapak pun langsung dapat terbelah dua (haiah lebay). Dengan profesi dan kapak barunya yang tajam tersebut, sang penebang pohon harus bekerja memenuhi order dari supervisornya.
Dengan penuh semangat, sang penebang pohon menebang banyak pohon. Dalam minggu pertamanya dia dapat menebang 10.000 pohon (waw,, nebang pohon apa panen padi gan 😀 ). Sang supervisor pun memujinya agar terus mempertahankan reputasinya, asalkan ga ketauan ama Greenpeace. Dengan pujian tersebut, sang penebang pohon makin semangat dalam bekerja.
Minggu demi minggu pun berlalu. Namun, semangat yang ia miliki sepertinya tak sepadan dengan hasil yang diberikan. Jumlah tebangan pohon semakin sedikit. Mulanya 10000, minggu depannya hanya 7500, minggu berikutnya 5900, minggu berikutnya 5000. Jadi, berapakah jumlah pohon yang ia tebang di minggu setelah itu?
Okey, jawabannya adalah 4600 jika kita mengikuti pola Nx+1 = Nx – [50 – (x-1)*10]2
Tapi bukan deret itu maksud ceritanya. Maksudnya adalah kemampuan menebang pohonnya akan terus menurun (bahkan jika terus mengikuti deret, maka di minggu ke 13 ia akan menanam 9500 pohon 😀 ).
Dengan berkurangnya jumlah pohon yang ditebang tiap minggunya, si penebang pohon pun berpikir, “Sepertinya aku telah kehilangan kemampuanku dalam menebang pohon. Mungkin sebaiknya saya pindah kerja jadi petugas pajak saja, siapa tahu bisa kaya seperti Gayus”. Dia pun mengadukan hal ini kepada supervisornya tentang Gayus, eh maksudnya tentang kemampuannya yang berkurang dalam menebang pohon. Sambil tertunduk malu ia menceritakan ketidakmampuannya memenuhi order perusahaan.
Sang majikan pun berpikir sejenak, lalu bertanya, “Kapankah kamu terakhir kali mengasah kapakmu?”
“Mengasah kapak? Saya tidak punya waktu untuk itu, saya sangat sibuk setiap hari menebang pohon dari pagi hingga sore dengan sekuat tenaga tanpa extra joss”. Kata si penebang.
“Nah, disinilah masalahnya. Ingat, hari pertama kamu kerja? Dengan kapak baru dan terasah tajam, maka kamu bisa menebang pohon dengan hasil luar biasa. Hari-hari berikutnya, dengan tenaga yang sama, menggunakan kapak yang sama tetapi tidak diasah, kamu tahu sendiri, hasilnya semakin menurun. Maka, sesibuk apapun, kamu harus meluangkan waktu untuk mengasah kapakmu, agar setiap hari bekerja dengan tenaga yang sama dan hasil yang maksimal.
Sekarang mulailah mengasah kapakmu dan segera kembali bekerja!” perintah sang supervisor. Sambil mengangguk-anggukan kepala dan mengucap nais inpoh gan, si penebang berlalu dari hadapan majikannya untuk mulai mengasah kapak.